Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli”.” Beliau menjawab,”Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilau seperti sayap burung nasar.” Saya berkata lagi,”Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku tentang firman Allah, “˜Laksana mutiara yang tersimpan baik.”(Al-Waqi'ah: 23) Beliau menjawab,”Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”

Monday, July 12, 2010

Dunia ini adalah sementara akhirat jua yang kekal abadi...
Ya Allah ampunlah hamba mu ini...
Tak layak untuk syurgamu...
Takut azab nerakamu...
Agar hambamu ini sentiasa istiqamah dalam mencari
KEREDHAANMU.......

Friday, June 11, 2010

Kasih akan Rasulullah s.a.w


Daripada Anas r.a,katanya, Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud:

“Tidak beriman seorang kamu sehingga aku lebih dikasih kepadanya daripada bapa dan anaknya dan manusia lain sekaliannya.”

Huraian

Hadis ini merupakan hadis sahih yang terdapat dalam sahih Bukhari, dalam kitab Iman, dalam bab ‘Kasihkan Nabi’, bilangan 14.

Dalam hadis ini, Rasulullah s.a.w menegaskan mengenai kasih sayang mukmin kepada junjungan itu – kasih yang tidak berbelah bahagi.

Kasih sayangnya kepada baginda lebih daripada dirinya dan ibu bapa dan anak-anaknya, juga manusia lain amnya.


Pengajaran

1. Tidak sempurna iman selagi kasih sayang seseorang itu, masih berbelah bagi terhadap junjungan Rasulullah s.a.w.

2. Kasih sayang tersebut harus melebihi kasih kepada diri sendiri, apatah lagi terhadap orang lain seluruhnya.

3. Allah sendiri berselawat membesarkan baginda dan mengarahkan kita juga berselawat ke atasnya.

4. Allah juga telah mengangkat sebutan baginda bersama-Nya.

5. Tidak ada sebab kita umat baginda tidak menaruh kasih sayang dan memuliakan atau menyanjungi baginda.

6. Berselawatlah ke atas baginda dengan sebanyak-banyaknya.

7. Selawat kepada baginda amatlah besar fadilatnya.

8. Sekali selawat ke atas junjungan s.a.w, Allah s.w.t menggandakan sepuluh selawat untuknya.

9. Kasih sayang ini akan dicabut dari hati orang munafikin. Mereka selama-lamanya tidak mengasihi Rasulullah, jauh sekali untuk menyanjungi baginda.

10. Rasulullah s.a.w adalah sebesar-besar wasilah untuk mendekatkan diri ke hadrat Allah s.w.t.

11. Setiap orang itu dihimpun bersama-sama mereka yang dikasihinya dalam syurga nanti.


Kesimpulan

Tali yang paling kuat untuk mengikat antara seorang dengan seorang yang lain ialah perasaan kasih sayang.

Oleh hal yang demikian itu, setiap mukmin itu hendaklan menyayangi dan mencintai Allah dan Rasul-Nya sebagaimana manusia perlu mengakui kedua-duanya dalam penyaksian ketauhidannya.

Kehidupan Dunia Adalah Kesenangan yang Menipu


Allah menciptakan surga dan neraka, yang kelak akan diisi oleh manusia. Di mana nanti kita berada -surga atau neraka- akan ditentukan melalui proses kompetisi yang panjang selama hidup di dunia; yaitu kompetisi dalam mengumpulkan pahala. Kompetisi ini berakhir pada waktu kita mati, karena tidak ada kesempatan pengumpulan pahala lagi setelah kita mati.

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan bagi manusia, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (Al Kahfi:7)

Seseorang yang berhasil mengumpulkan pahala yang banyak, tempatnya kelak adalah di surga. Sedangkan bagi yang lalai, tidak diragukan lagi, ia akan berada di tempat sebaliknya, yaitu neraka. Jadi, surga adalah merupakan puncak hadiah yang akan diraih oleh manusia. Dan untuk mendapatkan hadiah puncak ini, tentu saja tidaklah mudah. Diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh, karena Allah akan terus menerus menguji keuletan kita dalam mematuhi “aturan main” yang dibuat-Nya.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: ‘kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut: 2)

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. (Al-Anbiya’:35)

Rasulullah SAW Pun memperingatkan kita:

Dunia itu adalah nerakanya orang mukmin dan surganya orang kafir. Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, dan neraka itu dikelilingi oleh hal-hal yang menyenangkan (nafsu).

Bentuk ujian Allah itu bermacam-macam. Hal ini adalah wajar, mengingat hadiahnya pun luar biasa, yaitu hidup abadi dalam kebahagiaan di surga. Ujian terberat yang dirasakan oleh kebanyakan orang, umunya adalah yang berkaitan dengan harta atau pangkat. Harta atau pangkat dapat dengan mudah membuat manusia terbius, terlupa akan tujuan hidupnya di dunia. Harta yang seharusnya digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan ketaatan pada aturan main-Nya, terbuai justru digunakan untuk melanggar ‘aturan main’ itu (!). dalam hal ini sayidina Ali r.a. berwasiat, ‘Hati-hatilah terhadap hartamu, karena ia dapat menjadi bahan utama pelampiasan hawa nafsu!” [ "... Ya Allah, jadikanlah dunia di tangan kami dan jangan Engkau jadikan dunia di hati kami"]

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anak kamu itu hanyalah sebagai cobaan ….. (Al-Anfaal: 28)

….. Dan Kami coba mereka dengan nikmat yang baik-baik dan bencana yang buruk-buruk. (Al-A’raaf: 168)

Untuk dapat mengatasi berbagai macam ujian Allah ini, Nanda harus mempunyai bekal motivasi yang kuat. Karena hanya denagn motivasi yang kuat, akan tercipta semangat yang hebat. Dan dengan semangat yang hebat, segala godaan yang berasal dari nafsu dan setan yang gila pun akan dapat ditaklukkan.

Ayat-ayat berikut ini dapat dijadikan sebagai bekal untuk motivasi:

Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permaianan dan senda gurau ….. (Muhammad: 36)

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur. (At-Takaatsur: 1,2)

Maka janganlah harta benda dan anak-anak, mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. (At-Taubah: 55)

Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. ……… Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Hadiid: 20)

Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (Al-Ankabuut: 64)

Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Rabbnya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya mereka jahanam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. (Thaha: 74)

Menurut Imam Ghazaly. Kelak semua manusia akan melintasi jembatan yang di bawahnya terdapat neraka. Jembatan ini dikenal dengan sebutan shiratha’l-mustaqim. Kelak bakal ada yang melewatinya secepat kilat, ada juga yang berlalu seperti angina atau sekencang larinya kuda, dan ada pula yang secepat terbangnya burung. Namun di samping itu, ada juga yang berjalan biasa atau yang merangkak hingga hangus menjadi arang. Bahkan ada yang tersandung sehingga terjatuh ke dalam neraka. Perbedaan cara ini dikarenakan perbedaan sikap hidup selama di dunia, yaitu apakah selalu taat, atau sering membangkang pada aturan main-Nya. Shiratha’l mustaqim bukanlah jembatan seperti di dunia yang dapat ditempuh dengan kekuatan fisik atau kaki, tetapi jembatan ini hanya dapat diseberangi dengan kekuatan hati. Hati yang selalu membangkang ibarat sepasang kaki yang lumpuh (pincang), sedangkan hati yang selalu taat pada aturan main-Nya ibarat sepasang kaki seorang pelari ulung.